Subscribe Us

header ads

Fundamen "Agama" Kristen Ciptaan Paulus Dari Tarsus


Jika pertanyaan berikut ini kita alamatkan kepada siapapun yang mengaku sebagai "orang kristen", maka jawaban yang kita peroleh tidak akan jauh-jauh dari yang berikut ini:
Apakah Yesus mengajarkan sebuah agama? Jawabnya, "TIDAK!"
Apakah Yesus beragama Kristen? Jawabnya, "TIDAK!"
Apakah Yesus mengenal segala sesuatu tentang Kristen? Jawabnya, "TIDAK!"
Apakah Kristen sebuah agama? Jawabnya, "TIDAK!"
Lantas, jika sambil garuk-garuk kepala karena tidak habis pikir kemudian kita bertanya lagi: Lalu, Kristen itu sebenarnya apa? Maka jawaban mereka akan panjang lebar menurut pemahaman denominasinya masing-masing misalnya, "Kristen adalah blablabla ... dlsb",  yang ujungnya pasti akan sampai juga kepada sosok antagonis bernama Paulus dari Tarsus! 

YA! Walau dewasa ini sudah terpecah menjadi lebih dari 34.000 denominasi yang tentu saja tidak saling sepakat antara satu sama lain tentang iman Kristennya masing-masing (bahkan saling tuding bahwa "Kristen yang lain" adalah ajaran bidat) namun pada umumnya "orang Kristen" tidak dapat menolak fakta bahwa seperti tercatat dalam Kisah Para Rasul 11:26, Kristen adalah ajaran yang diciptakan oleh Paulus dengan mengatasnamakan Yesus. Catat: atas nama Yesus! 

Tentang ini, seperti tercatat dalam Matius 24:5,  jauh sebelumnya Yesus sudah mengingatkan semua pengikutnya bahwa setelah ketiadaannya akan datang satu masa saat mana akan muncul para penyesat yang mengaku begini dan begitu atas nama Yesus.

Sampai di sini, bila kemudian kita bertanya lagi; Bagaimana sih sebenarnya Paulus "meramu" ajarannya sehingga menjadi Kristen seperti sekarang ini?

Pecayalah! Tidak banyak dari mereka yang dapat menjelaskan sampai ke detil-detilnya, karena ketidak-tahuan mereka sendiri akibat seumur hidupnya cuma menurut saja dijejali doktrin "IMANI AJA" oleh para rohaniwan gerejanya masing-masing!

Tapi jika kita coba cari tahu sendiri, maka yang berikut ini adalah salahsatu versi yang sangat boleh jadi  tidak pernah terfikirkan oleh umumnya "orang kristen", terutama yang gigih membela blundernya ajaran Kristen itu sendiri, tapi cuma dengan modal mantera sakti gereja tadi, yakni "IMANI SAJA!"

Mari langsung saja kita periksa pertama kali kapasitas pengetahuan Paulus!
Tentang ini ternyata dia sendiri mengaku  banyak belajar dan mendapatkan pengetahuan campur-aduk dari orang-orang bodoh, orang-orang bijak, dan dari para filsuf Yunani sebagaimana ditulisnya:

"Aku berhutang baik kepada orang Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang yang tidak terpelajar.”  (Roma 1:14)

Suratnya - seperti dapat dibaca dalam teks di atas - mengindikasikan betapa kentalnya pengaruh latar belakang budaya yang  menyebabkan kekacauan dalam penulisan dan pemikirannya. Bersamaan dengan itu, pemikiran-pemikiran Paulus juga banyak yang bertentangan dengan ajaran  Yesus, di mana dengan tegas dia menolak menerima hikmat dari orang-orang berilmu dan dari kearifan orang-orang bijak yang mendasari pokok pokok ajaran Yesus.

"Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan. Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?"  (1Korintus 1:19-20)

Seperti kita lihat, Paulus menerima hikmah dan kebodohan secara bersamaan, tapi dengan tegas menolak hikmah dan tidak menerimanya kecuali dengan kebodohan. Maka, Paulus tidak melihat hikmah apapun kecuali kebodohan. Paulus menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan tidak memberikan pilihan kepada manusia kecuali hanya kebodohan, bahkan lebih memuliakan orang bodoh daripada orang yang memilih hikmah.

"Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat."  (1Korintus 1:27)

Sudah dapat dipastikan bahwa  - sesuai teks di atas -  seandainya Paulus menganggap dirinya pilihan Tuhan, berarti sebenamya dia bodoh alias tidak termasuk dalam golongan orang-orang  bijak. Dan Paulus memberikan ringkasan kepada kita bahwa “pengorbanan dan penyaliban”, yakni poros utama ajaran Kristen, tidak akan berhasil mendominasi ajaran tersebut kecuali dengan hilangnya hikmat (ilmu) dan lenyapnya pemahaman khidmat yang digantikan dengan hadirnya kebodohan!

"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan. Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?"  (1Korintus 1:18-20)

Paulus coba menjelaskan pemikirannya bahwa Yesus hanya melihat jalan kebodohan dan kedunguan saja, dan ini merupakan jalan terbaik untuk dapat lebih mengenalnya.

"Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil." (1Korintus 1: 21)

Artinya, bahwa sang Khalik menganggap baik seandainya jalan yang ditempuh menuju kepada-Nya melalui jalan kebodohan! Oleh karena itu, Paulus mensucikan kebodohan dan mengangkatnya melampaui hikmah.

"Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, blarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. Karena hikmat dunia itu adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: “la yang menangkap orang yang berhidmat dalam kecerdikannya. Dan di tempat lain: “Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesunggubnya semuanya sia-sia belaka."  (1Korintus 3:18-20)

Menururt Paulus, inilah pemikiran yang benar tentang hikmat dan orang-orang bijak. Dia melihat bahwa pemikiran orang-orang bijak adalah kesalahan. Sedangkan menurut wahyu Ilahi yang hakiki, kata “hikmah” disebutkan bersamaan dengan pemahaman akan ilmu dan wahyu, seperti di antaranya disebutkan:

"Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan; orang-orang bodoh menghina hikmat dan didikan." (Amsal 1:7)

Kata hikmah dalam pemikiran orang-orang bijak selalu bergandengan dengan (semua) kebaikan bagi manusia, karena hal ini merupakan anugerah dari Tuhan kepada umat manusia. 

Sementara Paulus, sang rasul pencetus ajaran Kristen justru menegaskan:
"Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah. (2Korintus 11:17)

Artinya, kontras dengan pokok-pokok ajaran Yesus yang pada hakekatnya berlandaskan pada wahyu dari Allah yang penuh hikmah, segala perkataan dan ajaran Paulus sama sekali bukan berasal dari Allah, melainkan dari kebodohannya sendiri yang ingin bermegah-megah. Layaknya orang gila, Pulus bahkan mengklaim bahwa dialah yang mempertahankan kebohongan dan kebodohannya serta menolak hikmah dalam setiap perkataannya. Tapi ironisnya, ajarannya ini dipandang benar, bahkan dianggap suci oleh seluruh pengikutnya!

Paulus adalah satu-satunya orang dalam kitab Kristen yang menjunjung tinggi kebodohan di atas hikmah, bahkan mengajari seluruh pengikutnya, yakni umat Kristen hari ini, untuk berlaku bodoh agar menjadi orang bijak. Dengan kata lain, Paulus menegaskan bahwa akidah Kristen ciptaannya tidak akan sempurna, kecuali jika sepenuhnya dilaksanakan dengan kebodohan mutlak!

Ironisnya, berdasarkan semua ini, umat Kristen justru mengkategorikan Paulus ke dalam golongan para rasul yang benar.

Mereka bukan yang pertama melakukan kebodohan seperti ini, karena sebelum mereka telah ada kaum Tsamud - kaum Nabi Shaleh - yang lebih menyukai kesesatan daripada petunjuk, sehingga Allah menimpakan azab ke atas mereka sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran:

“Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk, maka mereka disambar petir (sebagai) adzab yang menghinakan desebabkan apa yang telah mereka kerjakan. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa.”  (QS. Fushshaat:17-18)

Sampai di sini, tidakkah kita dapat melihat dengan jelas betapa aneh landasan agama yang dibangun oleh Paulus guna membelokkan sejauh-jauhnya hikmah yang diajarkan oleh Yesus? Yesus mengajarkan hikmah yang sejak jaman nabi Adam dan selama puluhan ribu tahun setelahnya diajarkan pula secara turun temurun oleh nabi-nabi Allah pendahulu Yesus hingga datangnya nabi terakhir, sedangkan Paulus mengajarkan kebodohan dan menolak hikmah!

Dan di atas semua itu, yang paling aneh bin ajaib adalah kenyataan bahwa hampir semua pengikut Paulus yang menanggalkan - dan meninggalkan - ajaran Yesus ini mengira bahwa mereka adalah pengikut-pengikut setia Yesus!

Alangkah bodohnya!

Lihat demonstrasi kebodohan mereka di sini




Baca Juga

Post a Comment

0 Comments